SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA
MADRASAH TSANAWIYAH PEJUANG’45 TARUNGJAYA
1. Sejarah Singkat MTs. Pejuang’45 Tarungjaya.
Madrasah Tsanawiyah Pejuang’45 Tarungjaya berlokasi di Kampung Ciseupan Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, didirikan pada tanggal 20 Mei 1983, yang di prakarsai oleh para tokoh pejuang kemerdekaan di wilayah tersebut. Berdasarkan sejarah pada waktu perang kemerdekaan para Prajurit Siliwangi yang dipimpin oleh Let.Kol Darsono melawan Kolonial Belanda yang berusaha untuk menumpas etnis agama, karena dengan berkembangnya agama menurutnya akan merongrong wibawa dan kekuasaan mereka.
Maka dengan motivasi yang kuat dan didorong oleh semangat serta tekad yang sangat kuat para pejuang yang dibantu oleh para pemuka agama setempat berhasil melumpuhkan Kolonial Belanda, maka sejak itu daerah tersebut terkenal sebagai tempat pertempuran antara tentara Siliwangi dengan Belanda dan sebagai bahan peringatan dan ciri sejarah, maka didirikanlah sebuah monument Siliwangi dengan diberi nama Monumen Perjuangan 45. Dengan diilhami oleh latar belakang sejarah tersebut maka para tokoh masyarakat dan pendidikan khususnya di Desa Cibuluh umumnya di Kecamatan Tanjungsiang lalu mendirikan sebuah Yayasan Pendidikan yang diberi nama Yayasan Pendidikan Islam Pejuang’45 Tarungjaya dan membawahi seluruh pendidikan agama formal dan non formal yang diantaranya Madrasah Tsanawiyah Pejuang’45 Tarungjaya, yang hingga kini masih berdiri dan berkembang mengikuti tuntutan jaman dalam upaya membantu program pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar Dikdas 9 tahun).
2. Keadaan Guru
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dan guru sebagai pemegang peranan penting yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan tersebut, untuk itu tugas guru sebagai propersi memerlukan suatu keahlian khusus yang memadai baik dari segi keilmuan maupun kepribadiannya.
Pendidik atau guru yang berkiprah di MTs. Pejuang’45 seluruhnya merupakan putra-putri daerah yang ikhlas tanpa pamrih demi memajukan pendidikan di daerahnya, yang pada saat ini berjumlah 16 orang guru, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, dengan latar belakang pendidikan rata-rata Sarjana bidang pendidikan, dari ke 16 orang guru tersebut 5 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama dan 11 orang berstatus guru sukarelawan, daftar keadaan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.